Tuesday, November 27, 2012

Film: Tanah Surga... Katanya (2012), Nasionalisme Kita Sedang Diuji


Sutradara: Herwin Novianto
Penulis: Danial Rifki
Pemeran: Osa Aji Santoso, Fuad idris, Ence Bagus, Astri Nurdin, Ringgo Agus Rahman



 
Review:
1. Sindiran

Film produksi PT. Demi Gisela Citra Sinema seringkali mengangkat tema nasionalisme. Tahun 2012 ini pun Demi Gisela Citra Sinema masih konsisten dengan tema yang diangkat dalam film terbarunya yang berjudul Tanah Surga...Katanya. Menarik sekali melihat tema yang diangkat kali ini seputar nasionalisme di daerah perbatasan, tepatnya di perbatan Indonesia dan Malaysia. Sindiran Deddy Mizwar tentu masih terasa. Namun kita sebagai penonton juga sah-sah saja menyindir film ini karena banyaknya product placement yang penempatannya kurang halus di beberapa adegan film. Hasyim seorang mantan sukarelawan konfrontasi Indonesia-Malaysia yang tinggal bersama cucunya Salman dan Salina dibujuk oleh anak kandungnya yang bernama Haris untuk pindah ke negeri seberang yaitu Malaysia. Menurut Haris hidup di Malaysia lebih menjanjikan. Haris mendapat pekerjaan yang layak disana. 

Monday, November 19, 2012

Film: THE TWILIGHT SAGA - BREAKING DAWN PART 2 (2012), Pasutri Vampir dan Penutup Manis

 
Director: Bill Condon
Screenplay: Melissa Rosenberg, Stephenie Meyer
Casts: Kirsten Stewart, Robert Pattinson, Taylor Lautner, Dakota Fanning
 

Review:

1. Renesmee

Renesmee boleh dibilang sebagai pemicu konflik dalam penutup franchise Twilight yang berjudul Breaking Dawn Part 2 ini. Kemunculannya menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak, terutama Volturi. Renesmee merupakan buah hati pasutri vampir Edward Cullen dan Bella. Renesmee lahir ketika Bella masih menjadi manusia. Kehadiran Renesmee dianggap Volturi sebagai pelanggaran hukum karena keberadaannya disinyalir membahayakan peradaban. Renesmee dianggap sebagai anak Immortal yang menjadi ancaman serius. Tekad untuk menyelamatkan dan melindungi Renesmee ini pula yang menyebabkan keluarga Cullen dibantu rekan-rekannya menghadapi Volturi yang dipimpin oleh Aro. Nampaknya kali ini Bill Condon lebih ingin menonjolkan sisi kejutan dan ketegangan dalam Breaking Dawn Part 2. Jika Anda tidak mengikuti franchise film Twilight sebelumnya, Anda tak perlu khawatir tidak dapat mengikuti film ini. Plotnya sederhana, tidak berbelit-belit.

Monday, November 12, 2012

Film: SKYFALL (2012), Between M and Bond


Sutradara: Sam Mendes
Distribusi: MGM, Columbia Pictures
Penulis: John Logan, Neal Purvis, Robert Wade
Pemeran: Daniel Craig, Javier Bardem, Naomie Harris, Judi Dench
 



Review:
 
1. Agen Lama dan Purna Tugas
Bond tertembak dan menghilang di awal film. Adegan pembuka yang seru walaupun masih terasa tipikal. Pimpinan Agen MI6, M, mendapat teguran dari Ketua Intelijen atas pencurian data daftar agen NATO yang menyamar dalam organisasi teroris. Teguran ini yang menyebabkan Mallory, Ketua Intelijen memanggil M dan menyampaikan kritikan dari Perdana Menteri atas kinerja MI6. M akan dipensiunkan dari MI6. Tapi dengan bersikeras, M masih ingit melanjutkan tugas-tugasnya sebagai pimpinan MI6. Setelah menghilang, Bond kembali ke London pasca peristiwa peledakan kantor MI6. Bond yang berusaha bangkit dan baru bergabung kembali di MI6 harus menjalankan misi di Shanghai untuk mencari tentara bayaran yang dulu dikejar Bond di Turki. Kali ini franchise James Bond tampil dengan emosional dan penuh kejutan. Javier Bardem yang didaulat sebagai villain memiliki karakter yang sangat kuat. Bardem memerankan Silva, seorang agen lama yang dulu pernah bekerja dengan M. Dendamnya kepada M di masa lampau mendorongnya melakukan serangkaian teror termasuk teror di MI6. Silva bukanlah villain sembarangan, sulit untuk menaklukkannya. Silva yang berusaha membunuh M harus berhadapan dengan Bond. Bond, yang masih setia kepada M, membawa M ke rumah masa kecil Bond yang dinamai Skyfall. Tujuan Bond salah satunya untuk menjebak dan memancing Silva agar datang ke Skyfall. Di Skyfall ini kejutan dan pertarungan sengit terjadi. Chemistry antara James Bond dan M juga kian terasa dekat dan intense. Tidak seperti film-film sebelumnya yang dominan hadir sebatas hubungan antara atasan dan bawahan.

Film: Jakarta Hati (2012), Six Heart-warming and Cynical Stories from Jakarta


Sutradara: Salman Aristo
Penulis: Salman Aristo




Review:
 
1. Orang Lain
Pemeran: Surya Saputra, Asmirandah


Seorang laki-laki yang merasa hidupnya hancur ketika ditinggal istrinya selingkuh memilih menghabiskan waktunya dengan minuman beralkohol di suatu cafe. Dia bertemu dengan seorang wanita muda yang merupakan kekasih dari selingkuhan istrinya. Pertemuan canggung diantara mereka berdua di malam hari itu berubah menjadi percakapan yang nyaman dan santai sambil menyusuri jalanan di Kota Jakarta. Mereka mencoba mendefiniskan siapa yang menjadi "orang lain" dalam hubungan mereka bersama pasangannya masing-masing. Pendekatan yang dilakukan Salman Aristo dalam segmen ini begitu unik dan cerdas. Banyak makna tersirat, dan yang pasti "small things matter".

Tuesday, November 6, 2012

Film: The Expendables 2 (2012), Bernostalgia Di Museum Para Bintang Aksi


Director: Simon West
Screenplay by: Richard Wenk, Sylvester Stallone
Casts: Sylvester Stallone, Jason Statham, Jet Li, Dolph Lundgren, Chuck Norris, Liam Hemsworth, Jean-Claude Van Damme, Bruce Willis, Arnold Schwarzenegger

 


Review:
 
1. Museum Para Senior dan PG-13
Menonton The Expendables 2 ibarat menuju sebuah ruang museum yang dipenuhi hal-hal yang membuat kita bernostalgia dengan masa lalu. The Expendables 2 dipenuhi oleh bintang aksi senior dan papan atas yang memiliki masa keemasannya masing-masing. Sayang sekali jika popularitas mereka disia-siakan. Mengumpulkan para bintang senior dalam sebuah ruang "museum" ini adalah ide bagus sekaligus mengingatkan kita kembali atas masa kejayaan bintang-bintang tersebut. Usia memang tidak bisa berbohong, namun semangat dan usaha Sylvester Stallone, Jason Statham, Jet Li, Dolph Lundgren, Chuck Norris, Liam Hemsworth, Jean-Claude Van Damme, Bruce Willis dan Arnold Schwarzenegger patut diacungi jempol. Di museum bernama "The EXpendables 2" para bintang itu berpesta, bernostalgia atas masa kejayaannya. Bergesernya rating film The Expendables dari R (Restricted) menuju PG-13 pada sekuelnya berpeluang menambah basis fans film ini. Umpatan dan kata-kata kasar pun harus bernegosiasi dengan rating klasifikasi penonton.

Film: Entre Les Murs/The Class (France, 2008), Best Film Cannes Film Festival 2008


Director: Laurent Cantet
Written by: Francois Begaudeau, Robin Campillo, Laurent Cantet
Casts: Francois Begaudeau, Franck Keita, Esmeralda Ouertani, Rachel Regulier, Boubacar Toure

 


Review:
 
1. Dominasi Percakapan
Barangkali Anda akan bosan menonton film asal Prancis ini. Film Entre Les Murs yang memenangkan Palme d'Or pada Cannes Film Festival ini sangat menguji kesabaran para penontonnya untuk bertahan mengikuti detil cerita. Bukan karena absurd, namun justru karena film ini didominasi oleh percakapan di kelas antara guru dan murid-muridnya. Francois Marin, seorang guru Bahasa Prancis mencoba bertahan mengajar di kelas yang dipenuhi oleh anak-anak yang suka membantah, tak sopan dan tak disiplin. Ujian besar bagi Francois untuk bertahan di kelas tersebut. Adegan percakapan demi percakapan di kelas dan lingkungan sekolah hampir membuat saya bosan. Yang membuat saya bertahan adalah materi/isi percakapan yang menyentuh berbagai segi, mulai dari hobi, etnis hingga hal-hal multikultural lainnya dalam skala yang lebih luas. Dinamika dan emosi film tidak begitu tampak. Namun mendekati ending, konflik yang cukup serius yaitu konfrontasi terjadi antara Francois dan muridnya yang menyebabkan seorang siswa terancam keluar dari sekolah tersebut. Konflik ini pula yang memicu ketegangan antara Francois dan murid-muridnya. Banyak hal yang bisa kita temukan dalam percakapan antara guru dan murid ini, seperti menghadapi keragaman kultur di suatu lingkungan, menghindari kekerasan di kelas, membangkitkan suasana kelas agar tak canggung, bagaimana mengatur tutur kata sebagai guru dan menghadapi kenakalan serta ketidaksopanan para murid.