Wednesday, September 19, 2012

Film: Babi Buta yang Ingin Terbang/Blind Pig Who Wants to Fly (2008), Dari Krisis Identitas Hingga Diskriminasi


Director: Edwin
Cast: Ladya Cheril, Pong Hardjatmo, Joko Anwar, Andhara Early
Year: 2008
Awards/Nomination:
- Rotterdam International Film Festival 2009 (Fipresci Prize)
- Singapore International Film Festival 2009 (Fipresci/Netpac Award)
- Pusan International Film Festival 2008 (Nominated New Currents Award)
- Nantes Three Continets Festival 2009 (Young Audience Award)
- Jakarta International Film Festival 2009 (Best Director)




Babi Buta yang Ingin Terbang telah beberapa kali mendapatkan pengakuan internasional (melalui sepak terjangnya pada beberapa International Film Festival). Film ini merupakan film feature panjang pertama dari Edwin. Sebelumnya Edwin sering mengerjakan film pendek, seperti Kara Anak Sebatang Pohon yang pernah ditayangkan di Cannes Film Festival. Babi Buta yang Ingin Terbang belum pernah tayang di bioskop secara umum, belum rilis DVD dan belum pernah masuk Lembaga Sensor Film (LSF).

Sinopsis:
Pada dasarnya film Babi Buta yang Ingin Terbang ini film yg personal, trutama bagi sutradaranya yang merupakan keturunan Cina. Intinya film Babi Buta yang Ingin Terbang ini bercerita tentang krisis identitas dan diskriminasi keturunan Cina di Indonesia. Awal film ini dibuka dgn adegan kejuaraan bulutangkis putri antara Indonesia melawan China, kemudian seorang penonton anak2 bertanya, "Yang Indonesia yang mana?", pertanyaan tersebut mengawali kepingan2/puzzle cerita ttg krisis identitas dalam film ini. Kepingan2 cerita tersebut dibawakan oleh beberapa karakter dengan sisi kelam masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain.



Verawaty seorang atlet bulutangkis yang kemudian memilih mundur dari aktivitasnya tersebut,namun sehari2 tetap memakai kaos olahraga dgn tulisan Indonesia dibagian punggung. Dia menghadapi persoalan dgn identitasnya sebagai etnis Cina. Linda adalah anak Verawaty yg kenyang akan perlakuan diskriminatif dan dia hobi dg petasan untuk mengusir hal2 negatif. Cahyono, sahabat Linda, yang sering mendapat perlakuan buruk dan diskriminatif sejak kecil karena dirinya seperti etnis Cina (padahal dia Manado). Halim, ayah Linda yang selalu memakai kacamata hitam dan ingin menjadi pribumi dgn cara menyayat kelopak matanya supaya lebih lebar, berpindah agama dan menikah lagi dengan wanita pribumi supaya bisa menghasilkan keturunan pribumi. Kemudian ada Kakek Linda yang hobi main bilyard dan sering menceritakan tentang pergantian namanya.


Review:
Film Babi Buta yang Ingin Terbang bagi saya film yg sangat berani menuturkan segala ide-idenya. Masih jarang sutradara yang berani mengambil resiko untuk tema cerita yang tidak biasa. Memang film ini membutuhkan perhatian khusus untuk dapat dicerna. Banyak simbolisasi visual dan metafora yang menohok ditampilkan oleh Edwin dalam film yang minim dialog ini. Ya film ini minim dialog, bahasa visual lebih ditonjolkan ketimbang naratif. Bbrp simbolisasi yg diulang2 seperti seekor babi yang terikat di Gunung Bromo pun punya arti tersendiri. Bahkan sepanjang film berulang kali Halim menyanyikan lagu Stevie Wonder, I just called to say I Love You, seolah menunjukkan kaum minoritas juga butuh untuk dicintai.

Namun alur yg lambat berpotensi membuat film ini menjadi boring. Bbrp adegan terasa berlebihan sprti adegan pornoaksi yg mgkn bs merusak inti cerita dan pesan awal yg ingin disampaikan. Akting para cast tidak ada masalah, semua berakting dgn pas sesuai porsi masing2. Edwin benar2 ingin curhat di film panjang pertamanya ini, dia ingin curhat bagaimana menjadi seseorang seperti dirinya. Oleh karena itu saya bilang film ini film yang personal dan apa yang disampaikan belum tentu bisa dirasakan oleh semua penontonya. Jadi butuh niat untuk menontonnya!


Cinemovie-Rate: 8,5/10

19 comments:

  1. Makasih mas gan info filmnya , boleh juga nih di tonton :)

    ReplyDelete

Share Your Words: