Wednesday, September 19, 2012

Film: Mata Tertutup/The Blindfold (Sutr. Garin Nugroho, 2011), Lantang dan Berani Dalam Menyoal NII


Director: Garin Nugroho
Producer: Garin Nugroho, Fajar Riza Ul Haq, Asaf Antariksa, Endang Tirtana
Cast: Jajang C. Noer, Eka Nusa Pertiwi, M. Dinu Imansyah

 
 
 
 
Film Mata Tertutup merupakan film produksi SET Film dan Maarif Production yang disutradarai Garin Nugroho dan menjadi salah satu film yang ditayangkan dalam World Premiere International Film Festival Rotterdam pada Januari 2012. Film Mata Tertutup rilis untuk umum pada tanggal 15 Maret 2012 "hanya" di 20 bioskop di Indonesia karena filmnya berformat digital, dan belum semua bioskop yang memiliki alat pemutarnya. Film ini sempat bermasalah pada hari pertama pemutarannya yang harus dihentikan karena belum selesainya permasalahan administrasi di Lembaga Sensor Film (LSF).

 
Sinopsis:
Film dibuka dengan dengan adegan perekrutan anggota baru NII, yaitu Rima, seorang mahasiswi idealis yang aktif dalam berorganisasi. Dalam kebimbangannya, Dia mencari organisasi yang dapat menampung aspirasinya dalam melawan ketidakberpihakan dan ketidakadilan pada kaum perempuan. Sementara Asimah, seorang ibu asal Minang yang sangat gelisah menerima kenyataan bahwa putri tercintanya, Aini menghilang dari rumah dan dikabarkan ikut dalam organisasi NII. Sedangkan Jabir, seorang pemuda yang terhimpit kondisi ekonomi, mengharuskannya meninggalkan pesantren karena sudah tidak mampu membayar SPP. Jabir yang bertemu seorang pedagang buku agama yang juga aktif dalam suatu kelompok pengajian yang kemudian mengajak Jabir untuk ikut dalam pengajiannya. Jabir memutuskan untuk berjihad dengan melakukan bom bunuh diri untuk memuliakan ibunya.

 
Review:
Mungkin bagi kebanyakan penonton, film karya Garin Nugroho selalu dianggap "nyeni" dan seringkali susah dicerna karena kerap mengumbar metafora dan simbol. Namun tidak untuk Mata Tertutup. Mata Tertutup bagi saya adalah film Garin Nugroho yang paling mudah dicerna, membumi dan lugas, serta menggunakan beberapa pendekatan verbalistik yang seimbang. Film ini cenderung tidak diam, namun dia aktif berbicara pada penontonnya. Lantang dalam menyoal NII, kelompok Islam fundamentalis dan radikalisme, tidak lantas menjadikan film ini sebagai penyekat jelas hitam dan putih. Garin Nugroho tidak hendak menghakimi mana yang benar dan mana yang salah. Dia hanya memaparkan komentar sosial atas kondisi suatu bangsa yang sebenarnya genting karena ketidakadilan pemerintah, serta sering absennya negara dalam kondisi tersebut. Tidak melulu dipenuhi adegan serius, Mata Tertutup juga diselingi humor segar dari sahabat Jabir yang suka menyanyikan lagu pop dan dangdut dalam bahasa Banyumasan.
 
 
Mata Tertutup mungkin tidak memiliki pencapaian teknis yang istimewa, kamera cenderung statis sesekali pengikuti pergerakan pelakunya, sinematografi dan artistiknya pun tidak luar biasa. Simple dan minimalis. Namun film ini menekankan pada materi/isi film dan pendalaman karakter yang luar biasa. Walaupun diramaikan aktor-aktris baru (kecuali Jajang C. Noer), namun emosi yang ditampilkan para karakter terlihat natural, meyakinkan dan menjiwai. Sedangkan Jajang C. Noer tidak bisa dipungkiri bahwa beliau selalu menjadi langganan FFI. Banyak hal yang sifatnya undercover diungkap dalam film yang disarikan berdasarkan hasil riset ini, seperti perekrutan anggota NII, proses baiat, indoktrinasi, pengadilan syariat NII dan Jihad. Mengutip salah satu dialog Mata Tertutup yang paling mengena, "....Mata untuk melihat kehidupan. Tidak ada yang boleh menutup matamu dari kehidupan". Mata Tertutup, salah satu film penting terutama untuk generasi muda penerus bangsa ini, agar mata kita senatiasa terbuka dalam menghadapi segala persoalan.

 
Cinemovie-Rate: 8,5/10

No comments:

Post a Comment

Share Your Words: