Monday, November 12, 2012

Film: Jakarta Hati (2012), Six Heart-warming and Cynical Stories from Jakarta


Sutradara: Salman Aristo
Penulis: Salman Aristo




Review:
 
1. Orang Lain
Pemeran: Surya Saputra, Asmirandah


Seorang laki-laki yang merasa hidupnya hancur ketika ditinggal istrinya selingkuh memilih menghabiskan waktunya dengan minuman beralkohol di suatu cafe. Dia bertemu dengan seorang wanita muda yang merupakan kekasih dari selingkuhan istrinya. Pertemuan canggung diantara mereka berdua di malam hari itu berubah menjadi percakapan yang nyaman dan santai sambil menyusuri jalanan di Kota Jakarta. Mereka mencoba mendefiniskan siapa yang menjadi "orang lain" dalam hubungan mereka bersama pasangannya masing-masing. Pendekatan yang dilakukan Salman Aristo dalam segmen ini begitu unik dan cerdas. Banyak makna tersirat, dan yang pasti "small things matter".
 

2. Masih Ada
Pemeran: Slamet Raharjo, Didi Petet


 
Zun, seorang anggota DPR harus menuju DPR menggunakan angkutan umum (taksi dan ojek) karena kendaraan pribadinya sedang bermasalah. Selama perjalanan menuju tempat tujuannya, Zun mendapati banyak warga kecil yang tidak puas dengan hasil kerja anggota DPR yang dianggap banyak pemborosan. Hal inilah yang melahirkan sikap kritis warga terhadap anggota DPR. Zun berusaha meluruskan kritisi tersebut dengan opininya, bahwa masih ada anggota DPR yang memiliki "hati". Segmen ini hadir tanpa penyelesaian yang gamblang. Informasi yang diperoleh penonton pun nampaknya masih menyisakan tanda tanya.

 
3. Kabar Baik
Pemeran: Andhika Pratama, Roy Marten

 

Seorang polisi bernama Bana yang dihadapkan pada situasi sulit ketika dia harus membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) atas kasus penipuan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Bana telah berpisah lama dengan ayahnya. Ayah Bana memiliki istri lagi. Namun Ibu Bana masih mencintai Ayah Bana dan menginginkan suaminya itu pulang kerumah. Emosi yang dikeluarkan Andhika Pratama agaknya kurang maksimal, namun hal ini bisa ditutupi oleh akting watak dari Roy Marten. Nampaknya segmen ini bagi saya merupakan segmen yang kurang berhasil membangun keseluruhan benang cerita.

 
4. Hadiah
Pemeran: Dwi Sasono, Bastian Coboy Junior

 

Seorang penulis skenario berusaha hidup dengan idealismenya. Hingga suatu hari dia dibenturkan dengan konflik batinnya sendiri. Sahabatnya meminta bantuan finansial dengan syarat si penulis mau menulis skenario film berjudul Pocong Impoten pesanan seorang produser ternama. Si penulis bersikeras menolak tawaran tersebut tapi di sisi lain dia ingin membantu sahabatnya. Kondisi ekonominya sendiri serba kekurangan. Dia juga harus membelikan barang yang diminta anaknya untuk dijadikan kado ulang tahun teman anaknya. Percakapan diantara penulis, sahabat penulis dan anak penulis ini begitu intens, cynical dan menyindir. Segmen ini berhasil membangun cerita dari dialog-dialog yang cerda penuh makna.

 
5. Dalam Gelap
Pemeran: Agni Pratistha, Dion Wiyoko

 

Bagi saya pribadi, Dalam Gelap adalah segmen terbaik Jakarta Hati. Setting gelap di dalam kamar dan situasi cek cok perdebatan sepasang suami istri menandakan emosi yang kuat dan panas diantara mereka berdua. Dion Wiyoko dan Agni Pratistha berhasil menciptakan chemistry yang luar biasa. Hal-hal pembicaraan mulai politik sampai urusan kasur menyeret mereka terlibat dalam perbincangan yang serius dan panas. Perselingkuhan masing-masing terungkap di atas kasur dan dalam keadaan gelap. Kebiasaan mereka lari dari masalah justru membuat mereka terjebak dalam labirin yang gelap. Pendekatan sinematis dalam segmen ini patut diacungi jempol. Berbeda dan emosional.

 
6. Darling Fatimah
Pemeran: Shahnaz Haque, Framly Nainggolan

 

Segmen paling menghibur adalah Darling Fatimah. Sangat pas ketika memutuskan untuk meletakkan segmen ini pada akhir film. Dialog-dialog lucu dan spontan hadir diantara para karakternya. Fatimah seorang penjual kue dan juga seorang Janda, menjalin hubungan yang cukup sulit dipertahankan bersama seorang pemuda Tionghoa. Kelucuan karakter-karakter dalam segmen ini mampu membangun mood tersendiri setelah penonton ditunjukkan dialog panas penuh emosi di segmen Dalam Gelap. Segmen penutup ini hadir dengan aura yang cerah, ceria, penuh humor, serta kelucuan dialog yang mampu membuat penontonnya tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak.


Secara garis besar, Jakarta Hati semakin mengukuhkan Salman Aristo sebagai penulis skenario handal yang piawai mengolah dialog-dialog tajam, cynical dan memiliki selera humor yang cerdas. Kekuatan utama film Jakarta Hati terdapat pada dialog-dialog cerdas tersebut serta kemampuan deretan aktor aktris ternama yang mampu memainkan emosi mereka secara tepat dan efektif. Heart-warming, uplifting, cynical and fun!


Cinemovie-Rate: 8/10


Note:

Film Jakarta Hati menjadi film pembuka Balinale International Film Festival 2012.

No comments:

Post a Comment

Share Your Words: